JAKARTA, - Komisi I DPR RI menolak pandangan yang menganggap pemerintahan Indonesia tidak memandang penting kerjasama dengan Amerika Serikat (AS). Penjelasan tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi I DPR, Dave Laksono, ketika ia membahas tentang masa kosong jabatan Duta Besar (Dubes) Indonesia di AS yang telah berlangsung hampir dua tahun.
"Meskipun posisi duta besar kami masih kosong untuk waktu yang cukup lama di sana, hal tersebut tidak berarti bahwa kita meremehkan kepentingan Amerika. Itu adalah kesalahpahaman," jelas Dave ketika diwawancara. , Minggu (6/4/2025).
Menurut Dave, Amerika Serikat merupakan salah satu mitra internasional yang signifikan bagi Indonesia dalam beberapa bidang seperti perdagangan dan pertahanan.
Amerika merupakan sebuah negeri yang sangat berarti bagi kami dan di samping itu juga bertindak sebagai tuan rumah. trade mitra kita. Amerika juga bertindak sebagai koneksi kita atau tempat untuk melaksanakan kolaborasi dalam beragam aspek, seperti bidang pertahanan dan sebagainya," jelas Dave.
Anggota dari Partai Golkar tersebut mengungkapkan pandangannya bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sebenarnya memerlukan sosok yang cocok untuk menjabat sebagai Duta Besar RI di Amerika Serikat.
Karenanya, menurut Dave, Prabowo perlu waktu untuk mencari orang yang tepat sebagai Dubes di negeri kekuatan super tersebut.
"Oleh karena itu, untuk melengkapi jabatan tersebut, pihak Pemerintah pastinya perlu menemukan sosok yang cocok. Oleh sebab itu diperlukan pencarian yang cermat serta proses pemilihan yang butuh waktu spesifik guna memastikan bahwa individunya benar-benar sesuai," jelas Dave.
Dave mengatakan bahwa pemanggilan Dubes Indonesia dari AS saat kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terjadi lantaran kebutuhan akan talenta mereka di dalam negeri sangat penting.
"Sejak beberapa tahun belakangan ini, terutama pada masa kepresidenan Jokowi periode kedua, duta besar kami pernah dipanggil kembali dari posisi mereka di luar negeri karena harus menyelesaikan tugas-tugas penting di Indonesia. Misalnya seperti Pak Mahendra Siregar, Pak Muhammad Luthfi, serta Pak Rosan Roeslani," jelasnya.
Seperti diketahui, pengumuman tariff impor oleh Presiden AS, Donald Trump, mengungkap hal baru tentang posisi Indonesia.
Kebutuhan akan pengisian posisi Duta Besar yang berada di KBRI untuk Washington DC, AS telah menjadi topik penting karena kedudukan tersebut kosong sejak kurang lebih dua tahun lamanya. Sebelumnya, Rosan Roeslani mengakhiri masa jabatan terhitung mulai tanggal 17 Juli 2023.
Rosan tidak lagi menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat karena dia dilantik menjadi Deputi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo (Jokowi).
Setelah Rosan, Jokowi belum juga mengangkat Dubes Indonesia untuk AS di Washington DC mulai tanggal 17 Juli 2023.
Prabowo Subianto, yang telah dilantik menjadi Presiden pada tanggal 20 Oktober 2024, hingga kini belum memilih siapa orangnya yang akan menduduki posisi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat di Washington DC.