Jejak Gemilang Ray Sahetapy dalam Film The Raid dan Captain America: Civil War

Ray Sahetapy telah menciptakan dampak besar dalam industri film baik di Indonesia maupun internasional. Prestasinya sangat menonjol dan dapat menjadi sumber inspirasi untuk para sineastes muda tanah air.

Dua film luar biasa yang menunjukkan keahlian Ray dalam bermain peran adalah The Raid (2011) dan Captain America: Civil War (2016).

Trek Jejak Ray dalam Film The Raid

Satu dari peran legendaris dalam jalan karir sang almarhum Ray ialah ketika membintangi film The Raid pada tahun 2011. Film ini diperankan oleh Iko Uwais, Joe Taslim, Donny Alamsyah, serta Yayan Ruhiyan, dengan garapan sutradara Gareth Evans. Karya tersebut menjadi fenomena global dan memperoleh apresiasi besar dari penilai-penila profesional mancanegara sebagai salah satu karya adegan laga asli Indonesia yang tertinggi sepanjang zaman.

Dalam film The Raid, Ray Sahetapy memerankan peran sebagai musuh utama bernama Tama Riyadi, seorang kepala kejahatan yang memiliki kendali atas sebuah bangunan Apartemen dan menjadi tempat berkumpulnya para penjahat.

Peran Ray sebagai Tama Riyadi sangat memorable berkat pesonanya yang kuat. Ray sukses memerankan tokoh seorang penjahat sly dan kejam yang tak kenal belas kasihan.

Adegan yang paling dikenang dari film tersebut ialah saat Tama Riyadi tenang-menenangkan diri sambil menembaki bawahannya bernama Ari (Ananda George). Kejadian itu terjadi sesudah Tama bereksperimen dengan senapan kosong peluru, suatu tindakan yang sungguh membahayakan dan tidak dapat diprediksi.

Ray juga memiliki dialog terkenal di film tersebut, yakni, "Semoga sukses dalam bekerja, jangan lupa untuk menikmati waktu Anda."

Berkat perannya dalam film The Raid, Ray berhasil membawa pulang penghargaan untuk Kategori Pemeran Pembantu Laki-Laki Terbaik di Indonesian Movie Actors Awards tahun 2013.

Trek Jejak Ray dalam Captain America: Civil War

Peran Ray dalam The Raid sebenarnya mendapat perhatian dari para produser internasional. Tahun 2015, Ray terpilih menjadi bagian dari ensemble cast untuk film Marvel, Captain America: Civil War.

Partisipasi Ray dalam film Marvel sebenarnya berkat saran dari Gareth Evans, sang pengarah The Raid.

Pembuat film dan bintang di Hollywood sangat terkesima dengan karakter Ray yang ada di film The Raid. Meski demikian, cuplikan tentang tokoh tersebut tak dimasukkan dalam edisi akhir dari film tersebut.

Adegan itu hanya tampil di The Infinity Saga, kumpulan kotak yang mencakup semuanya. deleted scenes dan potongan di belakang panggung dari Marvel Cinematic Universe.

Pertunjukan yang disebutkan terjadi di suatu lelang senjata ilegal, lokasi ini menjual bermacam-macam barang pribadi mantan agen Hydra ke pembeli tertinggi. Dalam skenario tersebut, Ray memerankan seorang pelelang yang mengawali acara menggunakan Bahasa Indonesia.

Satu item yang ditawarkan pada lelang tersebut adalah peralatan canggih yang dulunya dimiliki oleh Winter Soldier.

Lelang tersebut diakhiri setelah Ray mengetahui keberadaan seseorang yang mencurigakan di dalam ruangan. Orang itu ternyata Helmut Zemo (Daniel Bruhl), sang antagonis utama dari film Captain America: Civil War.

Ray kemudian menyuruh petugas keamanan untuk menyingkirkannya. Tetapi sebelum para petugas itu dapat bertindak, mereka merasakan kesulitan bernafas di dalam ruangan tersebut dan bergelincir pingsan secara beruntun. Bahkan Ray juga terjungkal tak sadarkan diri, sedangkan Zemo masih tegak berdiri dengan menggunakan topeng anti-gas.

Zemo kemudian mengamankan salah satu item dari Winter Soldier yang akan dijual lelang oleh Ray Sahetapy, yakni sebuah buku merah yang berisikan catatan tentang program Winter Soldier milik Hydra.

Didalamnya terdapat sihir untuk mengendalikan Winter Soldier agar tunduk kepada orang yang menyebutkan mantra tersebut.

Scene Ini harus dihapus karena terdapat kesalahan pada dialog yang dibawakan oleh Ray Sahetapy. Saat itu, Ray mengatakan angka sebesar Rp 14 juta, sedangkan peserta lelang telah memberikan tawaran dengan jumlah Rp 15 juta. Tambahan pula, Russo Brothers selaku penyutradara memposisikannya. scene yang ditampilkan sebagai cara pengenalan karakter antagonis Zemo kepada audiens.

Walaupun tidak pernah ditayangkan, Ray masih diingat sebagai seorang aktris berbakat yang populer baik di tanah air maupun mancanegara. Karirnya bermula dari penampilan pertamanya di bioskop melalui film Gadis (1980), yang disutradarai oleh Nya' Abbas Akup. Dalam film tersebut, ia bertemu dengan Dewi Yull dan mereka kemudian menikah pada tanggal 16 Juni 1984.

Sampai saat meninggal, Ray Sahetapy telah tampil dalam kurang lebih 80 film yang meliputi beragam genre.

Pada hari Selasa (1/4) pada pukul 21:04 Waktu Indonesia Bagian Barat, di Rumah Sakit Militer Adam Malik Jakarta atau lebih dikenal dengan RSPAD Gatot Subroto, sang aktris serbaguna itu pun meninggalkan kita. Akhir dari petualangan Ray seorang bintang film tanpa takut akan rintangan kini tiba dan ia membangkitkan kegemilangan industri perfilman Tanah Air. Meski sosok fisiknya telah lenyap, dampak dan warisan yang ditinggalinya pasti tetap hidup dalam ingatan banyak orang.

Lebih baru Lebih lama