Masjid Agung Syuhada Yogyakarta menghadapi kemungkinan tidak dapat meneruskan program buka puasa bersama "Jelajah Nusantara" pada bulan Ramadhan kali ini karena kurangnya sumbangan.
Pertama kali Masjid Syuhada mengumpulkan dana seperti apa? fundraising Dari menu buka puasa gratisnya, mereka mengambil sumbangan dari kotak infak yang ada di masjid serta dengan menerima donasi dari kelas amal Syuhada," jelas Ketua Panitia Ramadhan Masjid Syuhada tahun Hijriyah 1446, Abda Syahirul Alim lewat panggilan telepon pada hari Senin (17/3).
Di awal Ramadhan, cara mengumpulkan sumbangan seperti itu terbilang sangat efisien. Masjid menerima sekitar 150 juta rupiah dalam bentuk donasi.
Pada awal bulan puasa kali ini, semangat jamaah sangat menggairahkan. Tiap hari, Masjid Syuhada menyiapkan 1.000 porsian takjil secara cuma-cuma dengan variasi hidangan yang selalu berbeda yaitu masakan khas Nusantara.
"Terakhir kali pada tanggal 16 (Maret), sebenarnya kita tidak memiliki anggaran," ujarnya.
Karena tidak adanya dana, tim pada akhirnya memilih untuk berhutang kepada katering Syuhada.
"Lalu untuk mengakhiri hal itu, kami akan menunggu sumbangan tambahan, yaitu sumbangan yang lain. Faktanya, kondisi tidak amannya bukan hanya pada tanggal 16 saja melainkan mulai dari tanggal 13 sampai dengan 16, sebenarnya telah kurang aman karena dana yang kami dapat memang saldo cukup hanya untuk satu hari kemudian," jelasnya.
"Berkah dari pihak Lazis tersebut melakukan pengecekan rekening secara berkala sehingga adanya sumbangan yang masuk langsung diselesaikan. Pada tanggal 16 kemarin, saldo benar-benar habis jadi kami mengambil keputusan untuk tetap meminjam uang dahulu," ungkapnya.
Buka Donasi Lewat Medsos
Untuk menjaga agar kegiatan buka puasa gratis tetap dapat dilanjutkan, panitia telah mengambil langkah dengan membuka opsi donasi. Sebagai salah satu caranya adalah lewat akun Instagram masjid tersebut. Disana disertakan nomor rekening resmi Lazis Masjid Syuhada yang berafiliasi dengan Bank Syariah Indonesia yaitu 4111123240 atas nama LAZIS MASJID SYUHADA.
Melalui tindakan ini, diharapkan sumbangan dari jamaah dapat menjangkau area yang lebih luas.
"Dia menjelaskan bahwa pada akhirnya kemarin kita membuat poster untuk acara donasi," katanya.
Abda menyebutkan bahwa sejumlah kegiatan belajar mengaji di Masjid Syuhada menjadi jembatan dengan berbagai mesjid di Yogyakarta, termasuk Mesjid Jogokaryan.
Abda menyebutkan bahwa dari tanggal 17 hingga 22 Maret, telah disiapkan sejumlah kegiatan pengajian sebagai sajian buka puasa. cover .
"Setelah hari tersebut, dana kami masih belum terkumpul sepenuhnya. Kami tetap mengumpulkannya dan menantikan sumbangan-sumbangan yang akan datang sebelum ditransfer pada tanggal 23 atau lebih lanjut," jelasnya.
Rasionalisasi Jumlah Porsi
Abda menyatakan bahwa apabila dana yang terkumpul belum memadai, tim mereka berencana untuk mengurangi jumlah porsinya. Tindakan serupa pun sudah diimplementasikan saat bulan Ramadhan tahun sebelumnya.
Di luar faktor anggaran, pemangkasan ini juga terjadi karena pada akhir Ramadhan, jumlah jamaah cenderung berkurang. Sebagai contoh, sejumlah besar pelajar telah pulang ke desa asal mereka untuk menyambut lebaran.
"Kami melakukan penyesuaian karena jumlah jamaah dari awal hingga akhir memang beragam, pada akhirnya jamaah menjadi lebih sedikit dan seterusnya. Kami harus menurunkan atau meningkatkan hal-hal tertentu, sementara tim panitia juga terus mengawasi arus jamaah," ungkapnya.
Walaupun demikian, program "Jelajah Nusantara" pasti akan terus diadakan.
Tetap cocok karena kita telah melakukan itu. keep Semua penyedia jasa. Kami telah melakukan DP dan mengadakan MOU dengan semua pihak, sekarang hanya terserah bagaimana cara kami mencari uang dari situ," ungkapnya.
Jelajah Nusantara
Masjid Syuhada menyandang tema "Eksplorasi Nusantara". Setiap hari sahur dan buka puasa hidangan yang disajikan senantiasa bervariasi, mencakup masakan unik dari beragam wilayah di tanah air kita.
Penganjuran buka puasa yang diberikan secara cuma-cuma ini berasal dari sumbangan para jamaah di Masjid Syuhada.
"Rencananya adalah untuk menyediakan seribu porsi makanan setiap hari. Namun, hal ini disesuaikan dengan kapasitas institusi kami atau masjidnya. Apabila pada kesempatan tertentu kita mengundang pembicara yang telah populer, seperti dai nasional, umumnya kami mempersiapkan satu ribu porsi atau bahkan lebih. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi atas jumlah jamaah yang akan hadir," ujar Koordinator Pengumpul Dana Zakat Berbuka Puasa Masjid Syuhada, Jumadi, saat ditemui di lokasi masjid, Jumat (7/3).
Jumadi menyatakan bahwa jumlah sajian bukber tahun-tahun sebelumnya berkisar antara 700 hingga 900 porsinya. Namun, pada tahun ini terjadi peningkatan.
"Cuma sekarang pada tahun ini (1.000), karena tiap tahunnya ada banyak orang yang berkunjung ke Syuhada, akhirnya kami berani meningkatkan jumlah menjadi angka 1.000," ungkapnya.
Pilihan buka puasa di Masjid Syuhada meliputi ayam betutu asal Bali, baso uleg dari Temanggung, coto khas Makassar, ayam tangkap yang populer di Aceh, nasi subut dari Kalimantan Utara, serta ayam woku asli Manado.
Sediakan Rp 15 Juta Setiap Hari
Jumadi menuturkan bahwa masjid telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 15 ribu untuk masing-masing porsionyamenu buka puasa. Dengan demikian, jumlah yang perlu disediakan oleh masjid tiap hari mencapaiRp 15 juta guna hidangan pembukuan tersebut.
Alokasi kami menetapkan bahwa satu porsi harganya adalah Rp 15 ribu yang artinyaRp 15 juta per hari. Untuk seluruh kebutuhan secara keseluruhan, dana total yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 560 juta. handle Satu bulan selama Ramadan kali ini, fokus utamanya adalah persiapan takjil (makanan buka puasa). Untuk aspek operasional serta hal-hal lainnya, kami memiliki pendekatan yang berbeda," jelasnya.