Panji Surya Sahetapy, sang anak bungsu dari almarhum Ray Sahetapy, merupakan seorang putra yang luar biasa. Walaupun mengalami tunarungu, Ray berhasil tinggal di Amerika, menyandang gelar master dan bahkan bekerja sebagai dosen di negara tersebut.
Surya mengatakan bahwa Ray merasa sangat bersyukur karena dua di antara keempat putranya adalah penyandang tunarungu.
"SURYA SAHETAPY mengatakan setelah sang bapak dikuburkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan pada hari Jumat (4/4), 'Seorang ayah adalah seseorang tua yang dengan bangga memperlihatkan kepada kami anak tuli dan memperkenalkannya kepada orang lain, menjelaskan bagaimana caranya berkomunikasi sebagai seorang tuli,'" ungkap aktor tersebut seusai upacara pemakaman.
Surya menyebut Ray selalu menyebarkan pesan agar orang jangan malu dan jangan takut berkomunikasi dengan teman tuli.
Keunggulan Ray Sahetapy pada Acara Kelulusan Surya
Surya mengingat kembali ekspresi wajah sang ayah menjelang kematiannya, pada masa dimana Surya meraih gelar magister. Wajah tersebut membekas sebagai rasa bangga yang paling akhir bagi Surya, pasalnya di waktu itu si bapak masih dalam kondisi prima tanpa ada masalah berbicara seperti setelah menderita strokanya.
"Ekspresi tersebut menunjukkan rasa bangga sang bapak yang terakhir, mengingat sesudah acara wisuda berikutnya dia pernah mendapat strok. Oleh karena itu, komunikasinya tetap intensif sebelum beliau terserang strok melalui penerjemah isyarat tangan, aplikasi WhatsApp, serta metode-metode lainnya," jelas Surya.
"Setelah lulus wisuda, belum sempat menceritakan tentang pengalamannya sebagai dosen, kini ia ingin berbagi mengenai studinya di level magister serta mengingat betul ketika dia menyebutkan untuk memperjuangan hak-hak orang tuli," tambahnya.
Di Amerika, Surya saat ini berniat untuk mengusung gelar S3. Ia berkeinginan merealisasikan impian sang bapak yaitu mendirikan departemen teater bagi sahabat tunarnya.
"Saya berharap dapat membuktikan bahwa tunarungu mampu sukses dalam bidang akademik. Semoga di masa depan kita bisa bekerja sama dan menciptakan teladan yang positif," kata Surya.
"Potensi untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi dengan prodi jurusan tuna rungu atau departemen seni drama yang berkaitan dengan Bahasa Isyarat, atau mungkin sekolah drama khusus bagi penyandang tunagrahita," demikian penutupannya.
Ray Sahetapy wafat pada Selasa (1/4) pukul 21:04 WIB di Rumah Sakit Polri Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Karir Ray berawal ketika ia memulai debut di bioskop melalui film Gadis (1980), yang disutradarai oleh Nya' Abbas Akup. Dalam film tersebut, Ray bertemu dengan Dewi Yull dan mereka akhirnya menikah pada tanggal 16 Juni 1984.
Ray Sahetapy kemudian berpisah dari Dewi Yull pada tahun 2004, setelah mereka diberkati dengan kehadiran empat orang anak, yakni Panji Surya, Gizca Puteri Agustina Sahetapy, Rama Putra, serta Mohammad Raya Sahetapy.
Ray Sahetapy kemudian berumahtangga dengan Sri Respatini Kusumastuti. Di sisi lain, Dewi Yull kembali mengikat janji suci dengan Srikaton pada tahun 2008.