Adaptasi Marc Marquez bersama tim Ducati Lenovo benar-benar mengesankan walau baru memasuki seri balap kedua pada MotoGP Argentina 2025.
Legenda MotoGP sekaligus mantan rekan setimnya, Dani Pedrosa, bahkan sampai heran dengan penampilan yang ditunjukkan Marc Marquez pada awal musim.
Marc Marquez masih tidak terkalahkan dalam tiga lomba sampai dengan kemenangannya yang terakhir di Sprint MotoGP Argentina 2025.
Dalam balapan yang digelar pada Sabtu (15/3/2025) di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Santiago, Argentina, rider asal Cervera itu menang dengan gap 0,903 detik dari sang runner-up.
Pedrosa menyebut kunci keberhasilan Marquez adalah start.
" Salah satu faktor pentingnya terletak pada awal lomba, sebab (Francesco) Bagnaia mungkin dapat memulai dengan lebih baik dibandingkan dirinya," ujar Pedrosa seperti dikutip dari sumber tersebut. Motosan .
Bagnaia merupakan rekan setim Marquez di tim Ducati Lenovo.
Pada perlombaan setengah jarak dalam Grand Prix kemarin, Nuvola Rossa memulai lomba dari urutan keempat yang mana terletak langsung di belakang Marquez.
Pedrosa mengatakan bahwa dia tak memberikan Bagnaia peluang untuk mendekat.
Menurut dia, bukan cuma Marc Marquez yang di atas Francesco Bagnaia.
Pedrosa mengapresiasi kinerja pembalap kedua, Alex Marquez (BK8 Gresini Racing), yang juga sangat impresif saat bersaing dengan saudaranya tersebut.
Alex pun mampu mempertahankan tempatnya di depan ancaman Bagnaia di bagian awal balapan.
"Apa yang dilakukan Alex juga mengesankan, karena pada setengah putaran pertama ia tampak seperti telah kehilangan posisi dari sang kakak dan Bagnaia akan menyalipnya."
"Tetapi ia bereaksi lagi, sekali lagi, ia melindungi posisinya dari sang pembalap Italia."
"Faktanya, ia menekan dengan keras untuk mengambil alih, menempel sangat dekat dengan sang kakak dan dari sana mulai melaju dengan waktu 1 menit 37 detik," ujar Pedrosa.
Akan tetapi, kecepatan Marc Marquez sungguh luarbiasa dan stabil.
Pedrosa merasa heran terhadap penyesuaian diri yang cepat ditampilkan oleh Marc Marquez saat mengendarai motor Ducati Desmosedici GP.
Padahal Marquez menghabiskan kariernya bersama Honda.
Baru setelah 11 musim memperkuat pabrikan Sayap Emas, dia pindah ke Ducati karena frustrasi dengan krisis berkepanjangan.
Meski baru dua musim bersama Ducati, Marquez nyatanya mengungguli pembalap lain dengan jam terbang lebih banyak.
Ini termasuk Bagnaia yang sudah bergabung dengan skuad Ducati sejak debutnya di kelas para raja pada 2019 silam.
"Percaya saja, Marquez menunggangi Ducati seperti halnya ia telah memacu motornya selama bertahun-tahun," ujar Pedrosa.
Apa pun yang dilakukan Marc sekarang, ia menyelesmikannya dengan sempurna dan tak memberi kesempatan bagi orang lain.
Pedrosa pun mengakui bahwa Bagnaia telah mencoba semaksimal mungkin dalam pertunjukannya.
"Bagnaia tahu itu adalah sirkuit yang pro-Marquez, begitulah yang ia katakan dalam beberapa wawancara," ucap Pedrosa.
"Bagaimanapun juga, ia sudah mengeluarkan seluruh usahanya untuk mendekati yang terdekat mungkin," kata The Little Spaniard.